This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 16 Oktober 2011

Amalan Rasulullah & Fakta Ilmiahnya

Dr Jamnul Azhar memulai Penjelasannya dengan membawa para hadirin memikirkan sejenak dengan hadith yang maknanya sedikit sebanyak “Dalam diri-diri kamu ada tanda-tanda kebesaran Tuhan “. Dokter menyuruh kita melihat kedua telapak tangan dan perhatikan garis-garis di telapak tangan
kita.Garisan-garis di tangan kiri menunjukkan angka 8 dan 1 dalam Bahasa Arab dan tangan kanan 1 dan 8 dan membawa ke jumlah 81 + 18 = 99 yaitu jumlah nama Allah. Berikut adalah antara intisari syarahannya secara singkat:

1. Cara makan, kenapa kita gunakan tangan?
Berdasarkan cara Rasulullah s.a.w, ia akan mencampuradukkan lauk dan nasi dengan tangan kanannya dan kemudian membiarkan sebentar, lalu Rasullah saw akan mengambil sedikit garam menggunakan jari kecilnya (yg last tu), lalu Rasullah saw akan menghisap garam itu. Kemudian barulah Rasulullah makan nasi dan lauknya.
Mengapa? Karena kedua belah tangan kita ada mengeluarkan 3 macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan kurang sedikit dari yg kiri. Ini adalah karena enzim yg ada di tangan kanan itu merupakan enzim yang dapat membantu proses pencernaan (digestion), ia merupakan the first process of digestion.Mengapa menghisap garam? Karena garam adalah sumber mineral dari tanah yg diperlukan oleh badan kita.
Dua cecah garam dari jari kita itu adalah sama dgn satu liter air mineral. Kita berasal dari tanah maka sewajarnya bahan yang asal dari bumi (tanah)
inilah yg paling berkhasiat untuk kita.
Kenapa garam? Selain dari sebab ia adalah sumber mineral, garam juga adalah penawar yang paling mujarab untuk keracunan, menurut Dr, dihospital-hospital, the first line of treatment for poisoning adalah dengan memberi Sodium Chloride, yaitu GARAM. Garam juga dapat
mencegah sihir dan makhluk halus yang ingin menggangu manusia.
2. Cara Rasulullah mengunyah
- Rasulullah akan mengunyah sebanyak 40 kali untuk membiarkan makanan itu benar-benar lumat agar perut kita mudah memproseskan makanan
itu.
3. Membaca Basmalah
- (Bismillahirrahma Nirrahim). Membaca Basmalah sebelum makan untuk menghindari penyakit. Karena bakteri dan racun ada membuat perjanjian dengan Allah, apabila Basmalah dibaca maka bakteri dan racun akan musnah dari sumber makanan itu.
4. Cara Rasulullah minum.
-Janganlah kita minum berdiri walaupun ia makruh tetapi ia makruh yang menghampiri ke haram. Jangan kita minum dari bekas yg besar dan jangan bernafas sedang kita minum. Karena bila kita minum dari bekas yg besar, lumrahnya kita akan meneguk air dan dalam proses minum itu, kita tentu akan bernafas danmenghembuskan nafas dari hidung kita. Karena bila kita hembus, kita akan mengeluarkan CO2 yaitu karbon dioksida, yang apabila bercampur dgn air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic. Jangan meniup air yg panas, sebabnya sama diatas.
Cara minum, seteguk bernafas, seteguk bernafas sehingga habis.
Mengapa Islam menyuruh di sebat 100 kali orang belum menikah yang berzina, dan merajam sehingga mati org yg sudah menikah yang berzina?
Badan manusia akan mengeluarkan sel-sel darah putih atau antibiotik yg dapat melawan penyakit. Dan sel-sel ini terdapat di daerah tulang belakang,
dekat dengan sumsum tulang manusia.Lelaki yang belum menikah dia akan dapat mengeluarkan ribuan sel ini, sedangkan pria yang sudah menikah hanya dapat menghasilkan 10 unit sel ini sehari, karena antara sebabnya adalah karena sel-sel lain akan hilang karena hubungan suami istri. Jadi bila
pria yang belum menikah tersedia salah karena zina hendaklah dicambuk 100 kali. Ini adalah karena apabila dia dicambuk di belakangnya, suatu peringatan tentang kesakitan itu akan membuat penghasilan beribu sel antibiotik yang dapat melawan virus HIV jika ia ada di badannya, dengan itu dapatlah antibodi melawan virus HIV itu. Tetapi jika lelaki itu sudah menikah, walaupun dicambuk 100 kali ia akan tetap menghasilkan 10 unit antibodi saja, jadi dengan itu hukumannya dirajam hingga mati agar dia tidak dapat merebakkan virus HIV itu.
Itulah sedikit sebanyak inti ceramah yg disampaikan oleh Dr Jamnul Azhar. Mohon ia akan memberi manfaat pada Anda sekalian, dan sedikit
informasi yang diberikan oleh Mudaris (guru) ana,
Mudaris Iskandar mengenai Ka’bah. Mengapa ia terletak di Mekah al-Mukarramah dan mengapa ia empat persegi (cube).
Ia terletak di posisinya sekarang karena setelah membuat penelitian oleh para cendikiawan dari Pakistan dan Arab, didapati, tempat terletaknya Ka’bah sekarang itu, adalah benar-benar di tengah bumi. Mengapa ia empat persegi, ia melambangkan perpaduan ummah yang bergerak maju bersama, equality and unity, tidak seperti bentuk pyramid, dimana ia diumpamakan, seperti hanya seorang pemenang yg berada diatas setelah ia menginjak yang lain. Dan antara lagi sebab mengapa 4 persegi melambangkan 4 imam besar, Maliki, Hambali, Hanafi dan Syafi’i, melambangkan kebenaran keempat Imam tersebut.

Pola Hidup Sehat dalam Sunnah Rasulullah SAW

Jika ada manusia sempurna, maka manusia yang paling sempurna adalah Rasulullah saw. Kesempurnaan pribadi Rasulullah bukan hanya dalam penampilan luar saja. Beliau sempurna dalam fisik, sempurna dalam spiritual, dan juga akhlaknya. Karena itulah Allah menjadikannya sebagai teladan bagi kehidupan manusia di dalam firmanNya
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (al-Ahzab:21)
Rasulullah saw, tidak hanya menginginkan agar umatnya rajin beribadah, namun kondisi fisiknya lemah. Beliau bahkan menyatakan mukmin yang lebih dicintai Allah adalah mukmin yang kuat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ
Dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasulullah saw bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah. (HR Muslim)
Kesehatan adalah dasar yang sangat penting untuk terwujudnya kekuatan seorang mukmin. Dan rasul saw pun telah meneladankan hidup sehat. Marilah kita cermati hadits-hadits nabi saw untuk meneladani pola hidup sehat yang beliau teladankan bagi kita

Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan Realitas Umat

Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang harum, sejarah hidup manusia pilihan yang berisi akhlak-akhlak Nabi, mukjizat-mukjizat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kejadian-kejadian yang melibatkan Rasulullah, semuanya adalah sumber air yang deras dan mata air jernih dan melimpah. Air segarnya bisa ditimba oleh setiap orang yang ingin membersihkan dirinya dari polusi-polusi berhala dan menyelamatkan dirinya dari noda-noda jahiliyah. Bahkan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam laksana matahari yang bersinar terang, bulan purnama yang bercahaya, pemantik api yang menyala, dan cahaya berbinar, yang dapat melenyapkan gelapnya penyimpangan akidah, prilaku sosial, akhlak dan lain-lainnya.

Sesungguhnya kebutuhan umat akan pengetahuan tentang Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan pengambilan sinar dari pelita kenabian melebihi kebutuhan lainnya. Bahkan urgensinya melebihi segala hal yang dianggap urgen. Maka setiap orang yang mengharapkan Allah dan hari Akhir selalu menjadikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai suri tauladan dan menempatkan Nabi sebagai panutan. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala.

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا اللهَ وَالْيَوْمَ اْلأَخِرَ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab :21)
Orang-orang yang beriman dengan sungguh-sungguh selalu menggali urusan-urusannya dari petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Karena segala sesuatu bisa berjalan dengan baik tanpa hal itu. Maka petunjuknyalah yang mereka ikuti, hanya dengan cahaya Sunnahnya mereka berjalan, dari mata air kenabiannya mereka memuaskan dahaganya, panji-panji petunjuknyalah yang mereka angkat, dan hanya dibawah benderanya mereka berkumpul. Mereka menjatuhkan bendera-bendera yang mencurigakan, menyingkirkan simbol-simbol tauhid dan mutaba’ah (mengikuti Sunnah). Simbol inilah yang mereka jadikan sebagai pedoman hidup, bekal kematian, obyek perjuangan, dan pegangan untuk berjumpa dengan Tuhan semesta Alam.
Kebutuhan umat untuk menjadikan Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai petunjuk dan teladan belum pernah sebesar kebutuhan mereka saat ini. Saat umat tengah dihantam beragam gelombang cobaan, lingkaran fitnah saling silang, hawa nafsu menjadi pemenang, anggapan dan pendapat berkuasa. Di samping itu umat juga berhadapan dengan serangan yang terbuka, tantangan yang licik, dan persekongkolan yang mengerikan dari musuh-musuh Islam yang memiliki latar belakang agama yang beragam.
Mereka dipimpin oleh orang-orang yang dikutuk dan dimurkai oleh Allah. Sebagian mereka diubah wujudnya menjadi monyet dan babi, serta mengabdi kepada Thaghut. Yaitu orang-orang yahudi, Zionis, dan para pendukungnya yang berasal dari kalangan penyeru trinitas dan penyembah salib. Serta para pendukung mereka dari kalangan orang-orang yang terpedaya oleh mereka, dan orang-orang sekuler dan para penganjur westernisasi yang terpengaruh dengan panah gagasan mereka dan borok budaya barat.
Kepedihan semakin parah ketika banyak umat Islam yang tidak mengetahui hakikat agama dan esensi akidahnya. Mereka justru mengikuti arus yang datang tanpa memilah dan memilih. Atau mereka bersikukuh mempertahankan warisan bid’ah tanpa penyelidikan dan penelitian.
Dan ketika dibuat perbandingan atas pandangan mayoritas umat Islam terhadap Sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, anda benar-benar menemukan keanehan yang luar biasa. Sebagian orang berlebih-lebihan dalam memuja Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan menempatkannya pada posisi tuhan. Ada golongan yang tidak peduli kepadanya. Dan ada orang yang memandang Sirah Nabi sebagai cerita belaka yang bisa dibaca tanpa perlu diikuti dan diteladani. Sehingga tidak mampu menggerakkan hati, membangkitkan harapan, dan mengasah tekadnya.
Abul Qosim Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib Al-Hasyimi Al-Qurasyi lebih dari seorang tokoh besar di dalam sejarah. Karena kemuliaan seseorang Nabi dan kehormatan seorang Rasul yang membuatnya harus dicintai dan diikuti. Hubungan kita dengan Rasul tercinta dan Sirahnya yang semerbak bukanlah hubungan sementara atau kisah tentang mukjizat dan nostalgia belaka. Melainkan hubungan erat yang berlaku dalam segala kondisi dan urusan sampai nyawa terlepas dari badan. Figur Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bukanlah figure yang tenggelam dan terkubur di dalam sejarah yang kadang timbul dan kadang tenggelam. Kisah beliau memenuhi cakrawala dan kesaksian terhadap kerasulannya bergaung melalui mimbar-mimbar dan meleset melalui menara-menara.
Seorang muslim yang tidak menghayati cinta Rasulullah di dalam hatinya dan tidak meneladani beliau di dalam tindakan dan pikirannya di setiap waktu dan setiap saat, maka tidak berguna baginya mendendangkan sejarah hidup beliau dan menyusun kata-kata yang memuja dan memuji beliau. Dan tidak ada yang lebih berharga dan lebih tinggi di banding pujian dan sanjungan yang diberikan Tuhan kepada beliau. Bukankah dia telah mengharumkan namanya, mengangkat derajatnya setinggi-tigginya, dan melapangkan dadanya ?
Kecenderungan sebagian umat Islam untuk menyatakan kecintaan mereka kepada Nabinya melalui kata-kata, sesungguhnya terjadi ketika mereka tidak mampu memikul beban amal, jiwa mereka meninggalkan tekad yang kuat, dan menyerah kepada kemalasan. Sebab, upaya yang membutuhkan tekad yang kuat ialah memegang teguh dan meneladani. Daripada berdendang dan bernyanyi, seorang muslim yang serius memilih bangkit untuk mengoreksi diri sendiri dan memperbaiki kondisi pribadi. Sehingga ia dapat benar-benar meneladani Rasulullah dan menerjemahkan pengakuannya ke dalam realitas nyata di segala bidang. Mulai dari urusan duniawi, ukhrawi, perang, damai, suka, duka, ilmu,amal, ibadah hingga muamalah.
Menjadikan Islam menjadi menggelengkan kepala, memperbesar surban, memperpanjang tasbih, diikuti dengan mulut komat kamit, mengandalkan bacaan-bacaan dzikir yang tidak diajarkan oleh Allah, dan mempertahankan kasidah-kasidah dan syair-syair pujian benar-benar sesuatu yang aneh dan sulit diterima akal sehat.
Dan yang lebih gila lagi, hal-hal semacam itu dijadikan sebagai parameter untuk mengukur benar atau tidaknya kecintaan seseorang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan pedoman untuk menuduh orang yang meninggalkannya dan menunjukkan kekeliruannya sebagai orang yang melecehkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Seperti kata pepatah : ‘‘ Itu adalah prilaku yang kuketahui dari Akhzam’’.
Jadi, cinta kita kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tertanam di lubuk hati kita. Dan cinta kepada beliau tidak bisa masuk ke dalam hati semua orang yang munafik dan ingkar.
Sayangnya, musuh-musuh agama berhasil meruntuhkan bangunan cinta tersebut dan menghancurkan pilar-pilarnya akibat lengahnya para penganjur kebaikan. Wahai para pecinta Rasulullah, bagaimana mungkin warisan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dibiarkan menjadi jarahan musuh ? Bagaimana mungkin agama Allah diutak-atik dan diubah dalam kelengahan dan ketenangan ?
Bagaimana mungkin jahiliyah masa lalu disiapkan untuk kembali lagi ? Maka hendaknya seluruh umat Islam memahami sejarah hidup Rasulnya dengan pemahaman yang dilandasi dalil dan argumen yang jelas. Sebelum mereka tersesat oleh jalan yang bengkok dan menjauhi dari jalan yang benar. Sementara mereka beranggapan bahwa diri mereka tengah melakukan kebajikan.
Umat ini pernah mengalami gejala-gejala semacam ini pasca berakhirnya tiga generasi awal Islam. Ternyata gejala-gejala semacam itu tidak memberikan manfaat apa-apa, tidak bisa mengembalikan kejayaan, tidak mampu melahirkan imunitas (kekebalan), dan tidak sanggup mengembalikan tempat-tempat yang disucikan. Apabila umat Islam yang telah mengalami kondisi yang memperihatinkan ini berbicara tentang mukjizat-mukjizat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mana mungkin pembicaraan itu terasa nikmat, dan mana mungkin perbincangan itu terasa enak ? Sementara tempat-tempat yang disucikan oleh umat Islam diobrak-abrik oleh musuh-musuh Islam dari kalangan Yahudi yang keji ! Lihatlah ! Mereka menunjukkan sikap permusuhannya secara terbuka dan membuat nyala api fitnah semakin membara dan mengincar tempat-tempat ibadah umat Islam.
Pantaskah kita berbicara tentang mukjizat dan nostalgia sementara orang-orang serba menyerang saudara-saudara kita dan menginjak-injak kehormatan di Republik Bosnia Herzegovina ?
Apa enaknya berbicara, sementara orang-orang hindu penyembah berhala yang nyata-nyata menyimpan dendam kesumat mengincar masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah kita di anak benua India ?
Bagaimana ? Dan bagaimana ? Sementara isu-isu keislaman menggantung dan masalah-masalah umat Islam tengah terperosok, kecuali orang-orang yang mendapat rahmat Allah. Laa haula wala quwwata illa billah.
Wahai umat Islam, sesungguhnya kita perlu memperbaharui orientasi, mengoreksi sikap, dan berfikir panjang untuk melakukan evaluasi dan introspeksi. Dengan mengkaji sirah Nabi , kita ingin mendapatkan sesuatu yang bisa meningkatkan iman, menyucikan hati, memperbaiki perangai dan meluruskan orientasi. Banyak orang yang keliru ketika memandang Nabi Shllallahu ‘Alaihi Wasallam dan sejarah hidupnya seperti memandang orang-orang besar di masa mereka, hanya pada aspek-aspek tertentu yang sangat terbatas berdasarkan ilmu pengetahuan, pengalaman, atau kejeniusan.
Karena Rasulullah memiliki seluruh aspek kebesaran di dalam dirinya, prilakunya, dan seluruh hal-ihwalnya. Meskipun demikian, beliau bukanlah tuhan yang bisa dijadikan sebagai tempat mengadu atau disembah. Beliau hanyalah seorang Nabi yang harus ditaati dan diikuti. Beliau adalah anugerah yang diberikan Allah kepada umat ini. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:

لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ
Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri. (QS.Ali Imran :164)
Sungguh sangat disayangkan bahwa sebagian umat Islam tidak menghargai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagaimana mestinya. Meskipun mereka mencintai dan menghormatinya. Karena kecintaan mereka adalah cinta pasif yang tidak punya gaung di dalam perilaku dan perbuatan. Perhatikanlah petunjuk Nabi di bidang akhlak, maka anda akan mendapatkan contoh yang sempurna dalam hal kelembutan hati, keringanan tangan, menghindari hal yang menyakitkan hati, berbagi, menjaga kehormatan diri dan mempertahankan integritas. Beliau selalu berseri-seri, mudah kompromi, sangat santun, tidak kasar dan tidak suka berteriak-teriak di pasar.
Anas Radiyallahu ‘Anhu menyatakan : ‘ Aku tidak pernah memegang kain sutera yang lebih lembut dari tangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan aku tidak pernah mencium sesuatu yang lebih harum dari bau tubuh Rasulullah’. ( HR. Ahmad,3/227 Al-Bukhari, 3561, dan Muslim, 2330 )
Ia juga mengatakan: ‘ Aku pernah menjadi pembantu Rasulullah selama 10 tahun. Selama itu beliau tidak pernah berkata ‘Ah’ kepadaku. Beliau tidak pernah bertanya: Mengapa kamu lakukan itu ? untuk sesuatu yang aku lakukan. Dan beliau juga tidak pernah bertanya : Mengapa kamu tidak melakukan ini ? untuk sesuatu yang tidak aku lakukan’. (HR. Al-Bukhari, 3068, Muslim, 2309 dan At-Tirmidzi, 2015 ).
Abdullah Bin Harits Radiyallahu ‘anhu berkata : ‘Aku tidak pernah melihat orang yang lebih banyak tersenyum selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Di dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan bahwa Anas bin Malik Radiyallahu ‘Anhu berkata : Aku pernah berjalan kaki bersama Rasulullah sementara beliau mengenakan jubah ala Narjan yang bagian tepinya keras. Kemudian beliau disusul oleh seorang badui yang langsung menarik jubah beliau dengan keras. Aku melihat kulit pundak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan terdapat bekas tepi jubah yang ditarik dengan keras. Lalu ia berkata : ‘‘Berilah aku sesuatu dari harta Allah yang ada padamu. Beliau menoleh ke arahnya lalu tertawa dan memerintahkan agar memberinya sesuatu.’’(HR. Al-Bukhari, 3149 dan Muslim, 1057)
Sungguh benar-benar perangai yang luhur dan akhlak yang mulia. Lalu,apakah orang-orang yang mendendangkan sejarah hidupnya saat ini mau mengikuti jejaknya.
Abdullah bin Rawahah berkata :
Di tengah kami ada utusan Allah yang membaca kitabNya
Ketika kebaikan muncul dari fajar dan bersinar terang
Dia membuat kami melihat petunjuk setelah kami buta
Hati kami pun yakin bahwa apa katanya pasti terjadi
Pinggangnya jauh dari kasurnya sepanjang malam
Kala orang-orang musyrik berat meninggalkan ranjangnya.

Ali Radiyallahu ‘Anhu berkata: ‘Dahulu ketika kondisi mencekam dan pasukan telah bertemu dengan pasukan, kami berlindung kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Maka tidak ada orang yang lebih dekat dengan musuh selain beliau.
Begitu juga dalam interaksi beliau dengan Sahabat-Sahabat, keluarga dan istri-istrinya. Termasuk di dalam mengelola Negara Islam, beribadah kepada Tuhan, membelanjakan harta dan berbagi dengan sesama. Serta upaya menjalankan tugas kerasulannya dan menyampaikan dakwahnya.
Sesungguhnya umat Islam sebagai pihak yang diberi amanah untuk merawat warisan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam harus ditimpa oleh kejadian-kejadian dan dididik oleh pengalaman-pengalaman. Karena fitnah dan malapetaka senantiasa mengepung umat ini.
Namun, kendati dihantam banyak tragedi dan didera banyak luka, umat ini tetap produktif dan kebaikannya tidak akan ada habisnya sampai Hari kiamat. Sebab, di tengah penderitaan melawan musuh, kilauan optimisme masih menyembul dan kilatan harapan masih muncul ke permukaan. Hal itu diwujudkan dengan adanya kesadaran global, kebangkitan Islam, dan gerakan-gerakan sosial yang menyuarakan Islam dengan prinsip-prinsipnya yang benar dan fakta-faktanya yang cemerlang.
Telah terbukti dengan jelas, bahwa mengangkat panji-panji jihad di jalan Allah, memproklamirkan semangat bekorban dan kesiapan menjadi syahid dalam rangka membela kebenaran adalah satu-satunya jalan untuk menjunjung tinggi kalimat Allah dan membawa pemeluk agama ini ke tempat yang terhormat. Sementara pertarungan dengan musuh-musuh Islam yang semakin banyak semoga Allah tidak memperbanyak lagi jumlahnya adalah pertarungan akidah, ideologi, dan masa depan. Dan tempat-tempat yang disucikan tidak mungkin bisa dibebaskan (dari cengkeraman musuh) hanya dengan mengandalkan panji-panji regional yang terbatas atau simbol-simbol golongan yang sempit. Pembebasan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan simbol Islam, dan hanya Islam, jihad dan syahid.

وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَيَعْلَمُونَ
‘’Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya’’. (QS. Yusuf :21)

Ibadallah, Bertakwalah kepada Allah. Guyurlah hati dan jiwa anda dengan sirah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Renungkanlah mukjizat-mukjizatnya yang agung, dan temukanlah hikmah dan rahasia yang terkandung di dalamnya. Akrabkanlah diri anda, putra-putri anda, dan keluarga anda dengannya. Tanpa dibatasi oleh waktu-waktu tertentu atau momentum-momentum tertentu. Ketahuilah bahwa momentum-momentum syar’i dan kejadian-kejadian yang dialami Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di dalam sejarah kita yang cemerlang harus memiliki pengaruh terhadap upaya memperbaiki metode, memantapkan orientasi dan mengokohkan bangunan.
Di dalam sejarah Islam yang agung terdapat momentum-momentum besar dan kejadian-kejadian penting yang membanggakan dan menyenangkan hati. Namun, metode Islam tidak menganjurkan kita untuk menghidupkan kembali nostalgia-nostalgia semacam itu dan merayakan momentum-momentum tersebut. Yang mutlak dan baik adalah bersikap seperti generasi Salaf.

Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky

Gambaran Akhlaq Rosulullah saw

Rasulullah adalah orang yang paling lembut, pemurah dan dermawan.
Beliau biasa memperbaiki terompahnya sendiri, menjahit pakaiannya sendiri dan memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri.
Beliau lebih malu dari pada anak gadis di tempat pingitannya.
Beliau biasa memenuhi undangan hamba sahaya, menjenguk orang sakit, menggoncengkan orang di belakangnya, mau menerima hadiah dan enggan menerima sedekah. Dan beliau tidak pernah kenyang selama 3 hari berturut-turut.
Terkadang beliau mengganjal perutnya dengan batu karena lapar.
Memakan makanan yang dihidangkan dan tidak pernah mencela sesuatu makanan.
Tidak makan sambil tidur, terlentang maupun bersandar. Dan beliau memakan makanan yang dekat dengannya.

Peristiwa Seputar Hijrah Rasulullah SAW

Dalam upaya menyelamatkan dakwah Islam dari gangguan kafir Quraisy, Rasulullah SAW bersegera hijrah dari Makkah ke Yatsrib (Madinah), dari Daarul Harbi menuju Daarul Islam. Saat hijrah berlangsung, banyak peristiwa dan kejadian penting yang patut menjadi teladan umat Islam. Beberapa peristiwa penting tersebut sebagai berikut.

Sepuluh Wasiat Rasulullah SAW

Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita sholehah. Dan "Perkara yang pertama kali ditanyakan kepada seorang wanita pada hari kiamat nanti, adalah mengenai sholat lima waktu dan ketaatannya terhadap suami." (HR.Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)

Ada 10 wasiat Rasulullah kepada putrinya Fathimah binti Rasulillah. Sepuluh wasiat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya bila kemudian dimiliki oleh setiap istri sholehah. Wasiat tsb adalah:

Seratus Enam Puluh Kebiasaan Nabi Muhammad Saw

I. KEBIASAAN-KEBIASAAN NABI SAW SEKITAR SHALAT
  1. Selalu shalat sunnah fajar
  2. Meringankan shalat sunnah fajar
  3. Membaca surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun dalam shalat fajar (ayat lain yang dibaca Nabi dalam shalat sunnah fajar)
  4. Berbaring sejenak setelah shalat sunnah fajar
  5. Mengerjakan shalat sunnah di rumah
  6. Selalu shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur
  7. Mengganti dengan empat rakaat setelah duhur jika tidak sempat shalat sebelumnya
  8. Shalat sunnah dua atau empat rakaat sebelum ashar
  9. Shalat sunnah dua rakaat sesudah maghrib
  10. Shalat sunnah setelah Isya’
  11. Mengakhirkan shalat Isya’
  12. Memanjangkan rakaat pertama dan memendekkan rakaat kedua
  13. Selalu shalat malam (waktu shalat malam Rasulullah saw)
  14. Menggosok gigi apabila bangun malam
  15. Membuka shalat malam dengan 2 rakat ringan
  16. Shalat malam sebelas rakaat (format shalat malam Nabi sebelas rakaat)
  17. Memanjangkan shalat malamnya
  18. Membaca surat Al-A’la, Al-Kafirun dan Al-Ikhlas dalam shalat witir
  19. Mengganti shalat malam di siang hari jika berhalangan
  20. Shalat dhuha empat rakaat
  21. Tetap duduk hingga matahari bersinar setelah shalat subuh
  22. Meluruskan shaf sebelum mulai shlaat jama’ah
  23. Mengangkat kedua tangan saat takbiratul ihram, akan ruku’ dan bangun dari ruku’
  24. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
  25. Mengarahkan pandangan ke tempat sujud
  26. Merenggangkan kedua tangan ketika sujud hingga tampak ketiaknya yang putih
  27. Memberi isyarat dengan jari telunjuk ketika tasyahhud dan mengarahkan pandangan ke arah jari telunjuk
  28. Meringankan tasyahhud pertama
  29. Meringankan shalat jika berjama’ah
  30. Menghadap ke arah kanan makmum selesai shalat jama’ah
  31. Bersegera ke masjid begitu masuk waktu shalat
  32. Selalu memperbarui wudhu setiap kali akan shalat
  33. Tidak menshalatkan jenazah yang masih berhutang
  34. Menancapkan tombak sebagai pembatas jika shlaat di tanah lapang
  35. Mengajari shalat kepada orang yang baru masuk Islam

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites